Tak pernah terbayang dipikiranku saat aku harus melihat orang-orang yang kusayangi tertidur untuk selamanya, terbujur kaku tanpa ada hela nafas yang keluar dari lubang hidungnya.
Sekelebat muncul memori-memori indah bersama orang-orang yang kukasihi itu, teringat kebaikan mereka terhadapku. Mereka mencintaiku tanpa syarat, tanpa meminta balasan apapun.
Mamaku, Abang sepupuku, Mak Angahku, lalu kemudian disusul oleh Ayahku, mereka telah terlebih dahulu mengahadap Sang Ilahi.
Aku sadar bahwa itu adalah hal yang terbaik untukku dan untuk mereka. Allah pasti lebih mengasihi mereka.
Kesedihan membaluti hatiku, kehilangan mereka cukup berpengaruh dalam hidupku, bahkan disaat ayahku meninggalkanku untuk selamanya, air mata ini tak sanggup lagi untuk keluar, lidah ini kelu untuk berbicara, bahkan saat aku ingin berteriak tubuh ini seolah kehilangan dayanya.
Setiap duka yang kualami mungkin membuatku jatuh dalam lubang kesedihan, tapi aliran energi semangat dari sahabat, rekan seperjuangan dan keluarga membuat lubang itu mampu tertutupi dan membuatku bangkit dari sebuah kata yang menghanyutkanku yaitu “Kesedihan”.
Jujur, aku sangat bersyukur memiliki banyak orang yang mensuportku, menyemangatiku, membuat aku kembali untuk tersenyum dan bahkan tertawa untuk melepas kesedihanku sejenak.
Aku sadar bahwa Allah sangat menyayangiku, keluargaku, saudara-saudaraku, Ia tak pernah melepaskan tangannya untuk membimbingku bahkan di saat aku kalut sekalipun.
Dan untuk mereka yang kusayangi dan yang telah menghadapNya dengan damai hanya kutitipkan sebait do’a agar mereka diampuni dosanya, dilapangkan kuburnya, dan diberikan balasan syurga untuk semuanya, semoga kelak kita dapat bersua dan berkumpul bersama lagi dalam indahnya syurgaNya. Aamiin.
-dariku Β yang selalu merindukan mereka-